Posts Tagged With: riset

Riset? Penelitian?…apaan tuh?

Yap, riset sering menjadi barang aneh nan “menyulitkan” terutama untuk mahasiswa tingkat akhir. Sulit karena sebenarnya belum mengerti apa sejatinya riset.

Menurut Dawson (2009), riset adalah “a considered activity which aims to make an orginal contribution to knowledge…”

Jadi kalau di sarikan, maka riset adalah:

  • considered activity, aktivitas/kegiatan/pekerjaan yang penuh perhitungan/pertimbangan
  • original, asli/orisinil/belum pernah ada sebelumnya
  • contribution to knowledge, kontribusi ke ilmu pengetahuan

Jadi yang namanya riset itu adalah kontribusinya ke ilmu pengetahuan, bukan ke masyarakat/negara. Parameter kontribusi bukan negara apalagi kota, tapi dunia karena ilmu pengetahuan itu batasannya ya, dunia ini.

Lalu yang ke negara/masyarakat apa? Nah, ini disebut manfaat riset. Jadi manfaat adalah hal baik yang datang setelah kontribusi tadi terpenuhi.

Demikian, semoga membantu…

—————————

Dawson, C.W., 2009. Project in Computing and Information System a Student Guide 2nd Ed, Harlow, England: Pearson Education Limited.

Categories: metodologi riset | Tags: | Leave a comment

Riset: “Jangan terjebak di-OBYEK”

Obyek di dalam riset itu adalah sebagai testbed, sarana untuk menguji model atau metode yang kita usulkan di dalam penelitian. Jadi yang utama di dalam penelitian itu adalah model/metode/pendekatan yang kita usulkan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Nah, masalah yang ingin dipecahkan ini ada di obyek yang kita teliti. Disinilah harus hati-hati jangan sampai terjebak di-obyek. Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat (Kesmas)..(ini contoh aja ya…), misalnya ingin meneliti tentang: “Pengaruh kepemimpinan, iklim kerja dan motivasi terhadap kinerja staff dosen di sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES)”.

Dari judul penelitiannya, kalo di-urai terkait komponen risetnya, maka:

  • pendekatan riset: kuantitatif dengan uji pengaruh
  • model: (kepemimpinan, iklim kerja, motivasi) -> (kinerja)
  • obyek: staff dosen di STIKES

Pertanyaan kritisnya:

  1. Dimana “warna” S2 Kesmas-nya di model tsb? (modelnya sangat dekat ke mahasiswa S2 MM)
  2. Betul obyeknya related with S2-Kesmas, tapi coba pikirkan sekali lagi, kalau model yg di propose tersebut saya “cemplungin” ke staff dosen Fakultas Sastra, bisakan; atau saya “cemplungin” ke staff pekerja di pabrik sepatu, bisa juga kan…

Itulah yang saya sebut “terjebak” di obyek penelitian. Seolah-olah risetnya sudah sesuai, nyatanya???

Mari kita tilik contoh penelitian berikut (ini sekedar contoh), masih di S2 Kesmas, dengan judul: “Pengaruh pengetahuan, dukungan tenaga kesehatan dan motivasi terhadap perilaku pencegahan ca-serviks pada wanita di kawasan industri”.

Dari judul penelitiannya, kalo di-urai terkait komponen risetnya, maka:

  • pendekatan riset: kuantitatif dengan uji pengaruh
  • model: (pengetahuan, dukungan tenaga kesehatan, motivasi) -> (perilaku pencegahan ca-serviks)
  • obyek: wanita di kawasan industri

Secara model, oke karena ada relasinya dengan jurusan kuliahnya, kalo kita lihat obyeknya, itu kan ga mesti ada relasinya dengan S2-Kesmas-nya. Tapi, yang menyebabkan judul riset ini lebih accepted dari pada judul yang pertama, karena modelnya, bukan obyeknya.

Jadi, obyek riset itu “hanyalah” testbed, sarana kita menguji model yang kita usulkan untuk diteliti. Obyek penelitian tidak harus relevan dengan jurusan kuliah kita. Saya ambil contoh, misal mahasiswa S2-TI (Teknik Informatika), judul riset: “Integrasi PSO untuk optimisasi parameter SVM untuk prediksi produksi jagung di Indonesia”. Nah, ini kan secara obyek bukan TI lagi tapi ke pertanian (produksi jagung), namun yg membuat riset ini valid adalah di modelnya; dimana model tersebut mem-propose PSO sebagai parameter optimizer-nya algoritma SVM.

Demikan, semoga membantu…

Categories: metodologi riset | Tags: , | Leave a comment

Blog at WordPress.com.